Judul novel : Bukan Pasar Malam
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : lintiara Dipantara, multi karya 11/26 utan kayu, jakarta timur, indonesia.
Jumlah halaman : 104 halaman
Sinopsis
Novel bukan pasar malam ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang memiliki ayah seorang pejuang nasionalis yang memiliki penyakit TBC yang menginginkan anaknya yang dijakarta untuk kembali ke Blora ( kediaman ayah dan keluarganya). Selama perjalanan kebelora pemuda tersebut didampingi sang istrinya yang cantik serta cerewat yang merupakan keturunan pasunda. Sesampainya di Blora sang pemudapun bertemu dengan ayahnya yang tergolek lemas diru kini mah sakit akibat TBCnya, saat bertemu tangis haru menyelimuti mereka. Pemuda tersebut merasa sedih melihat ayahnya yang dulu berdiri kokoh, pemimpin perang gerilya yang cerdik, guru yang hebat, politikus kini menjadi makhluk yang tak berdaya. Sang pemuda ingin membawa ayahnyak untuk berobat spesialis namun dengan kondisi keuangan yang tidak memungkinkan dan saat itulah sang pemuda menjalin keakraban kembali dengan sang ayah serta adik- adiknya setelah sekian lama berpisah. Suatu hari istri sang pemuda ingin kembali kejakarta dengan alasan kondisi keuangan yang tidak memadai, sang pemuda mengiyakannya. Sang pemuda mengutarakan keinginan istinya untuk kembali kejakarta kepada ayahnya, namun sang ayah menolaknya dengan memohon kepada sang pemuda untuk tinggal seminngu lagi. Tak terasa waktu seminggu telah berakhir, namun sang pemuda tidak ingn meningglkan sang ayah karena sang pemuda merasa memiliki kewajiban yang penuh terhadap sang ayah, kejadian yang tak inginpun terjadi juga sang ayah meninggal duania setelah dibawa pulang kerumah oleh anak- anaknya. Tngis kesedihan pun membanjiri rumah yang tua itu. Setelah ditinggal pergi sang pemuda mendapat banyak pembelajaran bahwa kehidupan didunia ini bukan seperti pasar malam yang berduyun- duyun datang dan berduyun- duyun kembali, melainkan menanti kepergian dengan segala yang mereka lakukan
Kelebihan pada novel bukan pasar malam karya pramodya ananta toer ini adalah penulis mampu membuat rentetan cerita yang mengharukan,mengesankan dan penuh dengan renungan sehingga membawa pambaca terhanyut didalamnya, penulis juga memaparkan bagaiman kehidupan seorang ayah yang yang rela berkorban demi mempertahankan hak guru serta republik setelah baru merdeka, dan bagaiman pollitikus- politikus memperebutkan kekuasaannya dengan melakukan segala cara. Penulis juga memaparkan amanat yang bisa dipetik pembaca anatara lain bahwa kehidupan itu bukan seperti pasar malam yang ramai dikerumuni orang melainkan ketika hidup dan mati kita selalu sendiri, datang sendiri, pergi sendiri dan yang belum pergi dengan cemas menunggu saat waktunya tiba.
Kekurangan novel pramoedya ananta toer ini telihat dari segi bahasa yang digunakan terlalu berbelit- belit dalam memaparkan isi cerita sehingga membuat pembaca merasa sedikit aneh. bagi pembaca yang awam mungkin akan kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan pengarang karena pengarang pada zaman dahulu memiliki penghayatan dalam berbeda- beda dalam menuangkan cerita.
Pasar malam yang digunakan pramoedya ini menunjukkan hiruk pikuk suasana pasar yang senang bahagia dimana orang- orang datang bersama dan pulang bersama. Dikatakan bukan pasar malam karena kehidupan ini tak seperti pasar tersebut kita datang sendiri (hidup) dan pulang ( matipun) sendiri.
- All (214)
- Digital dan IT (25)
- ekonomi (1)
- Fotografi (3)
- G30SPKI (15)
- Grafik Design (12)
- Hacking (3)
- Islam (21)
- Manajemen (13)
- Militer (5)
- Motivasi (16)
- Novel (15)
- Pendidikan (20)
- Politik (42)
- Pramudya (9)
- Properti (4)
- Reformasi (4)
- Sastra dan Budaya (6)
- Sejarah (26)
- Soekarno (5)
- Suharto (4)
- Tan Malaka (4)
- Webbmaster (11)